Rabu, 20 April 2011

Episode gak penting : Maafkan saya pak polisi..

sore itu, setelah letih berkeliling-keliling menjadi ojek untuk kakakku, tak sengaja aku tertidur di siang hari yang tidak bolong itu, hehe. aku terlonjak kaget melihat jam dikamar yang menunjukkan pukul 3 sore. sontak mataku yang tadinya hanya ketap - ketip langsung terbelalak.

"haahhh..!! *pura2 terkejut, padahal alarm hape udah bunyi setengah  jam yang lalu*

"gawwwwaaaatt..! udah jam 3, matilah hai, telaaaaat..!"  aku langsung melompat dari tempat tidurku tanpa sempat lagi mikirin berapa luas lapangan merdeka jika tiap panjang sisinya dikali 2.456 m, bagaimana caranya membuat terowongan rahasia antara rumah dan kampusku sehingga aku tidak perlu lagi terjebak macet di ibukota, hahha atau kenapa pula dimegahnya bangunan gedung baru kampusku, belum ada dibangun mushola? ah, sungguh aku tidak sempat memikirkan jawaban-jawaban  itu. mungkin lain kali lah akan ku cari jawabannya, berhubung saat itu aku sudah hampir telat pergi ke tempat kerjaanku. hehe..

-oOo-

Beberapa saat kemudian dengan gaya sok buru - buru aku keluar dari rumah dan langsung pamitan dengan ibuku, beliau hanya mengingatkanku untuk berhati - hati saat berkenderaan, mungkin beliau tahu bahwa aku memang kelihatan sangat terburu - buru (lebih tepatnya sok buru-buru, hehe).

"iya mak, pergi dulu ya, assalamualaikum"

disaat sok buru -buru gini, mencari jalan alternative dengan jarak terpendek adalah pilihan yang lumayan menjanjikan untuk menghemat waktu. benar saja gak sampe setengah jam aku sudah sampai di seputaran jln serdang.

 *Cccciiiiiiiittttt........tttt.......

rem cakramku mulai mendessitt sangat kencang, ternyata aku tidak berhasil melalui lampu kuning yang ada dipersimpangan jalan didepan mesjid joeang '45 itu,  padahal lampu kuning itu artinya jalan semakin pelan kan ya?? haduh, sungguh perbuatanku ini memang tidak pantas di contoh, hehe.
Alhasil, akhirnya aku berada tepat didepan garis batas lampu lalu lintas itu, karena kurasa saat itu posisiku pun tidak menganggu kelancaran kenderaan yang berada di persimpangan laiinya, maka aku yang saat itu sedang sok buru -buru juga akhirnya dihadapkan dengan dilema besar apakah aku harus memundurkan motorku lagi atau tetap pada posisiku yang sudah pewe itu (haha, betapa lebainya kata-kataku).
Akhirnya tanpa diskusi dan bertanya pada pengendara lainnya kuputuskan untuk tetap berada diposisiku yang saat itu berada didepan garis lalu lintas, lagi pula posisi didepan garis sudah penuh dengan angkot dan teman-teman sejenisnya. hah, betapa mereka pun sepertinya sudah pewe dengan posisi siap pacunya didepan garis itu, sehingga rasanya enggan untuk berlapang - lapang dalam majlis (he??).
Dengan sabar dan hati yang lapang kutunggu detik - detik lampu merah itu berjalan mundur. aku pun terus berkonsentrasi melihat kearah kiri, lebih tepatnya kearah lampu lalu lintas tiga warna itu..


5

4

3

saat berada di angka  3, aku pun mulai  bersiap - siap mleaju karena aku yakin- seyakin yakinnya bahwa di simpang lainnya pasti lampu sudah menyala merah. dengan hati riang  ku tarik gas sepeda motorku, namun ketika itu juga ku dengar suara orang yang sangat asing berteriak - teriak.

hoiii.. hoiiii...


"hah? siapa juga yang berteriak - teriak ditengah jalan begini" begitu pikirku dalam hati saat itu. awalnya teriakan itu tidak kupedulikan hingga akhirnya teriakan itu semakin kencang dan kencang yang akhirnya berhasil menarik perhatianku untuk menoleh kearah kanan meskipun sambil mulai melaju dengan motorku.

Ap..app..appaaaa??

oh, betapa kagetnya aku, ternyata oh ternyata suara lelaki yang berteriak itu adalah suara seorang polisi lalu lintas yang sedari tadi berteriak memanggilku. Dan sepertinya beliau telah berjalan kearahku sejak tadi, tapi aku memang tak menyadari hal itu, sebab dari tadi pandanganku terus tertumpu kearah kiri lampu lalu lintas, sedangkan beliau datang dari arah kanan belakangku. Jadi menurut dugaanku, beliau baru saja hendak 'menyapaku' justru ketika motorku mulai bergerak maju. :tuing2:

*ciiittt........ lagi - lagi suara remku mendesssit..

Akhirnya setelah kulihat beliau memangil - manggilku, akupun menghentikan motorku, kulihat beliau menggeleng-gelengkan kepalanya kearahku sambil mengacakkan pinggang. dengan wajah innocent kubuka kaca helmku dan kuangkat bahuku seolah sebagai bahasa isyarat antara aku dan bapak polisi "bagaimana pak??" 
tapi kondisi sepertinya tak memungkinkan aku menghentikan motorku ditengah jalan, karena lampu sudah kembali hijau dan itu artinya kenderaan yang tadi rame -rame ngantri bersamaku harus jalan.

"ya sudaah..ya sudaaahhh..!! pergilah sanaa..!" dengan nada berat beliau menyuruhku melanjutkan perjalanan lagi. oh sungguh, maapkan saya pak polisi, saya kan benar -benar tidak melihat bapak tadi, hehe.

wah, aku lupa kalau aku kan harus buru - buru sampai ketempat kerja, sambil senyum -senyum sendiri sepanjang perjalanan, ku pacu lagi kuda besiku. hehe



catatan tidak penting 
-salam pena, ticka.y-

9 komentar:

  1. hehhe..untung banget ya ga jadi berurusan ma polisi, kalo gak pasti berabe tuh,hehe

    BalasHapus
  2. iya mba', sepertinya pak polisinya yang kurang beruntung, hehe.. :p

    BalasHapus
  3. hahha..ada2 aja. yang bener Allah masih memudahkan urusanmu Tik:D

    BalasHapus
  4. hehe, itu sih pasti mba'..

    pertolongan Allah itu dekat yaah, jauh lebih dekat daripada jarak pak polisi itu dengan saya waktu itu, hehe.. :D

    BalasHapus
  5. lolos dah...kekekeke...
    tapi rejeki pak polisi ilang nih..:))

    salam..
    makasih udah mampir en follow ya..:D

    BalasHapus
  6. wkakakakakaka... pak polisi udah macam BONDAN feat SHERINA aja.. "yaa sudahlah..." "pergilah kau, pergi dari hidup ku.." haha:D

    yang jelas.. lain kali hati2...okey ^^

    BalasHapus
  7. @ Ay : haha, iya mba'
    semoga ada pelanggar yang lebih santun dari saya, wkekke.. *tuing2

    @ T Reza : hohohoo..
    iya, harusnya habis nyanyi di sawer kan ya ??
    lah, ini malah maen ngabur ajjah.. :p

    BalasHapus
  8. Ckckck...valentina rosak :p

    BalasHapus
  9. mba' Irly : ahhaha, mba irly.. bisa aja muji nya (haha, tak bisa membedakan antara pujian dan yang bukan)

    BalasHapus