Jumat, 29 April 2011

Sabang Island : Never ending story *part 01

Ini sih cerita liburanku tahun lalu yang belum sempat di posting, sebenernya sudah lama pengen posting tapi gak sempet -sempet (*alasaaan lama, wkekke). ya sudah hari ini aku berbaik hati meluangkan cerita tidak pentingku kepada semuanya yaa. Beneran, ini serius tanpa paksaan dan juga tanpa imbalan, oh betapa baiknya aku ini, haha *preet.

***
adalah kisah dua orang bolang (baca : bocah ilang, hehe) yang  dengan sengaja mendamparkankan diri disebuah tempat yang belum pernah dijelajahi sebelumnya, yaitu di ujung pulau sumatera, sabang namanya (esseeeh, tuit-tuit). Perjalanan dimulai dari sini..


12 juli 2010
 


Setelah berberes - beres dan yakin bahwa semua pelengkapan telah masuk kedalam ransel termasuk bekal makanan yang memang kami masak dari rumah (baca : kosan ocek), maka kami langsung bergerak dengan matic merah yang belum pernah dimandikan itu menuju pelabuhan ulee lhue - banda aceh. Perjalanan menuju Pulau sabang bisa ditempuh dengan 3 cara, yang pertama dengan kapal cepat, kelebihannya kalo kita naek kapal ini , yah namanya juga kapal cepat ya pasti lebih cepat lah nyampe sabang, namun sebagai pertimbangan biayanya juga relatif mahal untuk ukuran ehem2 *berbisik* mahasiswa, haha. Lagipula kalo naek kapal cepat menurutku kurang bisa menikmati view lautnya, bentar aja  udah nyampe aja gituu, makanya kami gak milih naek kapal ini, *bisa aja kalau suruh ngeless, haha*. Yang kedua dengan kapal ferry, kelebihannya sudah pasti lah harganyanya lebih murah dari kapal cepat, dan juga dapat menikmati view lautnya lebih daleemmmm gituu, dan kapal ferry ini adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang beserta kenderaan-kenderaannya, termasuk motor matic yang belum pernah dimandikan itu juga, hehe. Dan  pilihan terakhir yaitu berenang  (hee??), karena si ocek tidak bisa berenang dan aku juga pun ogah untuk berenang maka lupakan cara ini, hehe.

Perjalanan dari pelabuhan ulee lhue menuju ke pulau sabang menghabiskan waktu sekitar 2 jam. syurkurlah, pemandangan diluar begitu menakjubkan, satu hal lagi yang menambah kekagumanku saat berada diatas kapal melintasi laut dengan degradasi warna yang memukau itu, ada sekawanan lumba - lumba yang dengan sengaja beratraksi memamerkan kepiawaiannya untuk menghibur kami dengan ikhlas, ini beneran loh, buktinya mereka tidak meminta saweran setelahnya, hehe. 


Oh ya, sebelumnya kuberitahu kalian, sebenarnya bukan hanya aku dan ocek yang akan berlibur di pulau sabang nanti, aku juga sudah janjian dengan teman-teman kampusku yang mengaku -ngaku  "Si Petuang Sumut", siapa mereka ?? ah itu tidak penting lah sepertinya kan? kan? kan? hehe, nanti sajalah dibahas yang jelas mereka sudah 2 hari berada diperjalanan dari medan menuju banda aceh menggunakan sepeda motornya, ckck, emang dasar nekad mereka. 





setelah 2 jam, Alhamdulillah akhirnya kami bisa menghirup udara sabang. Dan Wow, tahukah kalian, betapa kerennya tempat ini, disepanjang jalan dari pelabuhan menuju kearah kota banyak ditanami bunga - bunga berwarna pink bak sakura yang ada di jepang *hahaha,  aku sadar betapa kampungannya gaya kami sampai-sampai menyangka itu bunga sakura*. begitu melihat disekelilingnya adalah laut yang indddah, maka mulut kamipun tak dapat terkatup bak ikan mas koki yang kurang oksigen, hehe. 


***

Nah, setelah tiba disabang kami segera menghubungi kak lisa, kakak kosan ocek yang sekarang kerja di dinas kesehatan pelabuhan - sabang, tujuannya hanya satu tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menumpang dipenginapannya :D (* saat seperti ini menumpang adalah alternatif yang sangat menjanjikan untuk menekan biaya pengeluaran sewaktu diperjalanan, wkekeke). Alhamdulillah kak lisa dengan senang hati memberikan kunci kamarnya kepada kami, berhubung beliau sedang ada kerja diluar kota untuk beberapa hari, ini yang namanya rezeki, hehe. Segeralah kami  menjemput kunci kamar yang dititipkan kpada temen satu kamarnya, setelah mendapat petunjuk dari temen kak lisa dimana lokasi mes nya, kami langsung menuju TKP, tapi  ternyata oh ternyata, tempatnya tak semudah yang kami kira untuk menemukannya, alhasil kamipun sempat salah ketok mes orang lain, *gdubraaakk.


Kota Sabang itu memang kecil, tapi begitu tenang menurutku, kerenlah, lokasinya bener-bener gue banget, *mulai lebai, hahha. Satu hal yang perlu diperhatikan ketika berkeliling -keliling dikota sabangnya, kita harus rajin melihat rambu - rambu yang dipajang dijalan. karena banyak jalan satu arah disana. Karena ini juga pengalaman pahit kami , salah jalan melawan arah, hhh..hampiiir saja *ngos-ngosan. Tapi warga disana sepertinya sudah maklum melihat orang yang melawan arah, dengan gampang mereka memastikan bahwa sipelanggar pastilah wisatawan *ceile, berarti kami wisatawan donk ya? kan ? kan?*. Rasanya seperti tak mau melewati watu begitu saja di pulau ini, setelah menunaikan kewajiban ashar, kamipun berkeliling - keliling  untuk menikmati senja perdana di pulau sabang ini. Lokasi pertama adalah pantai tapak gajah, lokasinya tidak jauh dari mes kami, entahlah kenapa pantai ini bernama tapak gajah, bukan tapak kuda atau tapak ubur - ubur gituu (memang ada??), tapi yang jelas tidak ada tapak kaki gajah disitu apalagi belalainya, hehe.






Menjelang malam, kami pun masih tetap berkeliling - keliling *maklum lagi kemaruk* sholat isya di mesjid agung, sampai akhirnya secara disengaja kami menemukan  rumah salah seorang yang diaku-akui si ocek sebagai saudara di sabang *oh biarlaah*. Dan Tahukah kalian itu artinya apa?? itu artinya kami akan dapat makan malam gratis donk, haha *kejahatan terencana*. Wah, apa kabarnya temen-temen kampusku yaa? akhirnya ku telp mereka, ternyata mereka masih istirahat dijalan, katanya sih Insya Allah besok siang bisa sampe ke banda dan langsung menuju pelabuhan. oh mudah - mudahan mereka tepat waktu dan selamat sampai tujuan, amiin :). 

Oh ya, aku ingat waktu kami masih di kapal tadi siang, kami sempat ngobrol dengan seorang kakak, dia bilang kalau di sabang motor atau kenderaan letakkan aja diluar, insya Allah gak akan hilang, wah *glek* tentu saja kami kaget, masa iya gak ilang, di rumah aja biar kata udah digembok dan ditambah jangkar kapal sekalipun, namanya pencuri tetep aja masih doyang mengintai. Tentu saja kami ragu untuk melakukannya, alhasil jadilah malam itu motor matic yang memang belum sempet dimandiin itu kami dorong - dorong masuk kedalam kamar, dan tahukah kalian teman - teman, begitu teman sekamar kak lisa pulang, dia ketawa melihat perbuatan kami, dengan santainya dia bilang 

sikakak : "ngapain dek kalian bawa masuk kekamar segala?? letakkan aja diluar bila perlu tinggalkan aja kuncinya disitu.." tersenyum manis.

kami : "hah?? masa gak ilang kak?? " saling bertatapan bego'

sikakak : "emang mau dibawa lari kemana sama malingnya? palingan dia bakal muter-muter disini aja, kecuali dia mau terjun kelaut" kali ini sambil menawah tawa.

kami: "....." nyengir. hah, betapa lugu (baca : bego) kami, ya iyalah, sabang itu kan sebuah pulau yang dikelilingi laut. hadeh -hadeeh kenapa gak terpikir sebelumya yaa.. -_-"


***

Keesokkan harinya..


Selagi menunggu "Petualang Sumut" sampai di sabang, tak mungkin rasanya kaki kami ini berdiam diri saja. aku dan ocek kembali berpetualang menuju TeKaPe lain yang sudah di list sewaktu berada dirumah sodaranya tadi malem, tentu saja tempat yang masuk list adalah tempat yang di rekomendasikan oleh mak tlt dan suaminya yang baik hati itu :). TeKaPe pertama adalah anoi itam. anoi itu artinya pasir dan itam itu ya hitaam :D. berarti anoi itam itu berarti pasir hitam.






Ternyata benar saudara - saudara, pasir dipantai ini memang hitam, sama seperti bajuku yang serba hitam, padahal saat itu hari sedang cerah - cerahnya, jadilah bajuku itu menyerap panaassss, nasib :(. Belum lagi si ocek yang tidak kalah gak nyambungnya, dia memakai gamis ungu  khas ibu - ibu wiritan, hohoho. 
Setelah puas menikmati petualangan di anoi itam, tiba - tiba hp ku berdering, ternyata telp dari temen kampusku, dengan sangat menyesal mereka bilang mereka gagal nyampe banda siang hari itu karena motor salah satu dari mereka pake acara ngambek segala, jadilah tak terkejar lagi jadwal penyebrangan ferry hari itu juga, jadi harus nunggu besok. tak lama setelah kututup telp dari mereka, hp ku kembali berdering, kali ini telp datang dari kakakku, ah, kabar burbuknya aku sudah harus sampe ke medan hari kamis karena mereka (keluargaku) mau pergi liburan juga ke padang lanjut ke jawa, hiks :(.

Jadilah hari itu juga, tanpa pikir panjang lebar tinggi dan luas aku memutuskan untuk pergi ke km 0 tanpa menunggu temen - temen kampusku lagi, akhirnya kami hanya berdua saja menuju km 0, karena besok kami  sudah harus kembali ke banda dan rasanya tidak afdhol gituu kalo sudah ke sabang tapi tak mengisi absen ke km 0, hehe.

 -oOo-

Perjalanan menuju Km 0..



Setelah menerima dua kabar yang tak mengenakkan itu, kami berdua langsung menuju TeKaPe selanjutnya, yaitu Km 0, sebuah titik 0 dari kepulauan Indonesia. Jujur kami tidak tahu bagaimana sebenarnya kondisi jalan menuju kesana. tapi kami tetap memberanikan diri menuju kesana, *jiwa petualang mulai terpanggil euy, preet..!*.
Tahukah kalian, bagaimana jalan disana? ya benar, jalannya bagus pisan, aspalnya benar - benar mulus sepanjang jalan, tidak heran memang kalau jalur ini sering dipakai untuk touring genk motor. Tapi tahukah juga kalian kalau jalanan pada saat itu benar - benar sunyi ?? disebelah kanan adalah tebing dan hutan - hutan dan disebelah kiri adalah laut, sedangkan jalanan menanjak naik dan tikungan nya pun lumayan tajam, aku yakin sekali dengan kemampuan belok si ocek dalam mengendarai motor, bisa - bisa habislah nasib kami nyebur di laut bebas, haha. Itulah sebabnya dia dengan tahu diri memilih untuk dibonceng saja. Sunyii.. benar-benar sunyi kala itu, entahlah - mungkin karena memang saat itu bukan akhir pekan atau memang selalu seperti ini-, sempat kecut juga nyali ini, sampai - sampai kalau berpapasan dengan manusia rasanya bahagiaaaa bangeet. 

Sempat juga terfikir untuk berbalik arah, tapi oh sudah kepalang tanggung karena sudah berjalan sekitar 10 km lebih, tapi didalam hati sudah mulai dag dig dug karena bensin motor ternyata sudah sangat minim, sedang tak mungkin rasanya ada SPBU di hutan seperti ini. tiba - tiba aku teringat kata - kata seorang temen yang sudah pernah melewati jalan ini.

aku : "cek, aku ingat temen kampusku pernah bilang sesuatu sama ku" agak gementar
ocek : "bilang apaan ??" mulai tegang
aku : "dia bilang kalo disini banyak monyet dan monyet nya itu tidak bermoral, semakin diusir semakin ngejar katanya.." tiba - tiba kaget melihat pemandangan didepan
      : "cek.. cekk.. lihat itu..!! 
ocek : "iihh.. kek mana nih tik" pucat pasih sambil komat - kamit baca doa
Belum sempat mulut ini selesai ngomong kalo disini banyak monyet, eh tau-taunya tuh - monyet udah pada nongkrong didepan jalanan, rame - rame keroyokan kayak tukang palak di pasar. Gugup bukan maen kami waktu itu, mana bensin udah tinggal nunggu waktunya aja, kalau sempat mogok disaat saat seperti ini, matilah kami. pasti akan sangat tidak menyenangkan jika terdengan kabar " dua orang mahasiswi ditemukan babak belur di keroyok monyet hutan saat hendak menyambangi km 0 indonesia". Appaaa kata duniaaaaaa????

Berbekal bissmillah, ku tarik gas motornya, tak kupedulikan monyet - monyet itu sok akrab memanggil - manggil kami, kutarik semakin kencaaang hingga para monyet - monyet yang tak berperilaku hewani itu pun lari terbirit - birit karena takut jadi korban tabrak lari -maklum kantor polisi juga jauh dari situ, sehingga mereka tak bisa melakukan pengaduan, haha-. Akhirnya kami berhasil melewati rintangan pertama, Hanya saja kami tetap belum mendapatkan tempat penjualan bensin yang dapat melepaskan dahaga si matic merah yang belum pernah dimandiin itu, hehe.

Kami terus memacu gas matic kami hingga sampai di pantai iboih, pantai yang seharusnya sangat indah, namun karena kondisi kami dalam keadaan dilema antara lanjut atau balik, dan under preasure karena bensin nyaris habis, maka kami hanya berekspresi datar menatap tempat seindah ini.


aku : "SubhanAllah, indah ya cek pantainya" menatap kosong kedepan tanpa ekspressi
ocek : "iya indah"  dengan ekspressi yang sangat datarrr



Setelah merenung cukup lama, maka kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke tugu km 0, sambil mencari - cari siapa tahu ada orang yang menjual bensin eceran. Alhamdulillah ternyata tak begitu jauh dari tempat kami istirahat tadi, langsung kami isi full tank motor kami, sambil bertanya pada ibu penjual bensin

kami : "Bu, kira - kira masih jauh gak tugu km 0 dari sini?"
ibu penjual bensin : "Wah masih 12 km lagi dek"
kami : *Glek sama aja jaraknya dengan yang udah kami tempuh
 

Ditengah - tengah percakapan kami, tiba - tiba seorang pemuda nyeletuk ikut nimbrung seolah - olah dia mengira kalau kami ini sedang bergosip dengan ibu - ibu penjual bensin itu.

abang - abang : "ngapain kalian berdua kesana sendiri? bahaya tauuk.."
kami : *saling bertatapan
abang - abang : " tahu gak disana itu jalannya serem dan banyak srigala "
kami : *glek, mendadak teringat kejadian moyet tadi
abang - abang : "hahahhaa" bercanda ding..
kami : "Bang.. baaang, sekarang ini jangankan srigala, melihat kambing aja rasanya udah serem tauuk..! *mengutuk dalam hati
abang - abang :  "ya udah, hati - hati aja kalian naek motornya ya, disana jalannya agak licin " *dengan wajah tanpa dosa

Lagi - lagi kami diterpa dilema tak berkesudahan seperti sedang mengikuti kuis "who wants to be a millioner" antara apakah tetep lanjut atau memilih mundur, sayangnya kami tidak diberikan pilihan bantuan pada saat itu, hiks :(.
 

-oOo-

Nah, bagaimana kelanjutan cerita dua bolang (baca : bocah ilang) ini ??
Apakah mereka tetap melanjutkan perjalanan yang menegangkan bak tersengat listrik rbuan volt ???
ataukah mereka harus rela mengubur dalam - dalam keinginan mereka menapaki tugu km 0 setelah setengah perjalanan terlalui ??? *sok misterius*
 
So, tunggu jawabannya di episode berikutnya, karena saya sudah mengantuk malam ini, hehe.. :D



to be continued..








medan, 29 April 2011
menguap berkali-kali dengan kondisi mata 5 watt
-salam pena, ticka.y-

Rabu, 20 April 2011

Episode gak penting : Maafkan saya pak polisi..

sore itu, setelah letih berkeliling-keliling menjadi ojek untuk kakakku, tak sengaja aku tertidur di siang hari yang tidak bolong itu, hehe. aku terlonjak kaget melihat jam dikamar yang menunjukkan pukul 3 sore. sontak mataku yang tadinya hanya ketap - ketip langsung terbelalak.

"haahhh..!! *pura2 terkejut, padahal alarm hape udah bunyi setengah  jam yang lalu*

"gawwwwaaaatt..! udah jam 3, matilah hai, telaaaaat..!"  aku langsung melompat dari tempat tidurku tanpa sempat lagi mikirin berapa luas lapangan merdeka jika tiap panjang sisinya dikali 2.456 m, bagaimana caranya membuat terowongan rahasia antara rumah dan kampusku sehingga aku tidak perlu lagi terjebak macet di ibukota, hahha atau kenapa pula dimegahnya bangunan gedung baru kampusku, belum ada dibangun mushola? ah, sungguh aku tidak sempat memikirkan jawaban-jawaban  itu. mungkin lain kali lah akan ku cari jawabannya, berhubung saat itu aku sudah hampir telat pergi ke tempat kerjaanku. hehe..

-oOo-

Beberapa saat kemudian dengan gaya sok buru - buru aku keluar dari rumah dan langsung pamitan dengan ibuku, beliau hanya mengingatkanku untuk berhati - hati saat berkenderaan, mungkin beliau tahu bahwa aku memang kelihatan sangat terburu - buru (lebih tepatnya sok buru-buru, hehe).

"iya mak, pergi dulu ya, assalamualaikum"

disaat sok buru -buru gini, mencari jalan alternative dengan jarak terpendek adalah pilihan yang lumayan menjanjikan untuk menghemat waktu. benar saja gak sampe setengah jam aku sudah sampai di seputaran jln serdang.

 *Cccciiiiiiiittttt........tttt.......

rem cakramku mulai mendessitt sangat kencang, ternyata aku tidak berhasil melalui lampu kuning yang ada dipersimpangan jalan didepan mesjid joeang '45 itu,  padahal lampu kuning itu artinya jalan semakin pelan kan ya?? haduh, sungguh perbuatanku ini memang tidak pantas di contoh, hehe.
Alhasil, akhirnya aku berada tepat didepan garis batas lampu lalu lintas itu, karena kurasa saat itu posisiku pun tidak menganggu kelancaran kenderaan yang berada di persimpangan laiinya, maka aku yang saat itu sedang sok buru -buru juga akhirnya dihadapkan dengan dilema besar apakah aku harus memundurkan motorku lagi atau tetap pada posisiku yang sudah pewe itu (haha, betapa lebainya kata-kataku).
Akhirnya tanpa diskusi dan bertanya pada pengendara lainnya kuputuskan untuk tetap berada diposisiku yang saat itu berada didepan garis lalu lintas, lagi pula posisi didepan garis sudah penuh dengan angkot dan teman-teman sejenisnya. hah, betapa mereka pun sepertinya sudah pewe dengan posisi siap pacunya didepan garis itu, sehingga rasanya enggan untuk berlapang - lapang dalam majlis (he??).
Dengan sabar dan hati yang lapang kutunggu detik - detik lampu merah itu berjalan mundur. aku pun terus berkonsentrasi melihat kearah kiri, lebih tepatnya kearah lampu lalu lintas tiga warna itu..


5

4

3

saat berada di angka  3, aku pun mulai  bersiap - siap mleaju karena aku yakin- seyakin yakinnya bahwa di simpang lainnya pasti lampu sudah menyala merah. dengan hati riang  ku tarik gas sepeda motorku, namun ketika itu juga ku dengar suara orang yang sangat asing berteriak - teriak.

hoiii.. hoiiii...


"hah? siapa juga yang berteriak - teriak ditengah jalan begini" begitu pikirku dalam hati saat itu. awalnya teriakan itu tidak kupedulikan hingga akhirnya teriakan itu semakin kencang dan kencang yang akhirnya berhasil menarik perhatianku untuk menoleh kearah kanan meskipun sambil mulai melaju dengan motorku.

Ap..app..appaaaa??

oh, betapa kagetnya aku, ternyata oh ternyata suara lelaki yang berteriak itu adalah suara seorang polisi lalu lintas yang sedari tadi berteriak memanggilku. Dan sepertinya beliau telah berjalan kearahku sejak tadi, tapi aku memang tak menyadari hal itu, sebab dari tadi pandanganku terus tertumpu kearah kiri lampu lalu lintas, sedangkan beliau datang dari arah kanan belakangku. Jadi menurut dugaanku, beliau baru saja hendak 'menyapaku' justru ketika motorku mulai bergerak maju. :tuing2:

*ciiittt........ lagi - lagi suara remku mendesssit..

Akhirnya setelah kulihat beliau memangil - manggilku, akupun menghentikan motorku, kulihat beliau menggeleng-gelengkan kepalanya kearahku sambil mengacakkan pinggang. dengan wajah innocent kubuka kaca helmku dan kuangkat bahuku seolah sebagai bahasa isyarat antara aku dan bapak polisi "bagaimana pak??" 
tapi kondisi sepertinya tak memungkinkan aku menghentikan motorku ditengah jalan, karena lampu sudah kembali hijau dan itu artinya kenderaan yang tadi rame -rame ngantri bersamaku harus jalan.

"ya sudaah..ya sudaaahhh..!! pergilah sanaa..!" dengan nada berat beliau menyuruhku melanjutkan perjalanan lagi. oh sungguh, maapkan saya pak polisi, saya kan benar -benar tidak melihat bapak tadi, hehe.

wah, aku lupa kalau aku kan harus buru - buru sampai ketempat kerja, sambil senyum -senyum sendiri sepanjang perjalanan, ku pacu lagi kuda besiku. hehe



catatan tidak penting 
-salam pena, ticka.y-

Minggu, 10 April 2011

Recharge the spirit..!

Rabu, 30 maret 2011


Pagi itu aku ingat bahwa dia, putri alias ocek, akan menjalani sebuah prosesi sakral bagi mereka yang mengaku - ngaku sebagai mahasiswa, yaitu yudisium. memang sudah sejak seminggu sebelumnya atau lebih malah - entahlah aku sendiri sampai lupa -, sangkingkan getolnya ia mempublikasikan berita itu kepadaku yang seyogianya bernasib sama sebagai mahasiswi tingkat akhir. Mungkin suatu kebahagiaan tersendiri baginya karena berhasil membuat beban bathinku bertambah saat mengetahui ternyata gerakannya lebih cepat dariku dalam menuntaskan maklumat dari dosen pengeksekusi tugas akhir ini. *huaa, curhaat..*


Segeralah pagi itu, pagi dimana prosesi itu berlangsung, sebagai sahabat yang baik, yang rajin mencuci dan menggosok dan sedang belajar memasak ini - untuk keperluan rumah tangga di masa depan, hahaha-. maka aku seperti biasa tanpa dipaksa siapapun mengirimkan sms yang dengan besar hati ini mengucapkan selamaat padanya.


"euy, cek. selamat yaak"


setelah  kupijit tombol sent, maka terkirimlah sms singkat tadi.


*5 menit, 10 menit, bermenit-menit selanjutnya*


hah apa gerangan yang terjadi? bahkan sahabat yang nampaknya tengah melambung tinggi bahagianya ini seolah tak menggubris sms ku, buktinya ia tak membalas smsku, setidaknya begitulah pikirku yang telah berhasil dibumbui oleh setan dan para serdadunya yang pantang menyerah itu. sedih.


Tapi untunglah, serangan setan itu tak berlama-lama mendiami hatiku yang lembut ini *memuji diri sendiri, jangan ditiru, hehe*. bagian hatiku yang lain seolah mengadakan pembelaan kepada ocek yang memang tidak bersalah sebab ia sepertinya kehabisan pulsa itu. ya, pasti benar begitu adanya, ocek memang terbilang sering dirundung pilu karena kehabisan pulsa, hahaha *maap cek, jati dirimu jadi terbongkar*.


Tak berselang lama, saat itu juga ba'da sholat dzuhur dan belum sempat makan siang, tiba-tiba sms dari hape ku mengalun syahdu, kurogo saku tas ransel coklat kesayanganku, ternyata sebuah sms dari no sok kenal pun mampir di inboxku tanpa permisi (he??).


"oi tik, ni guhe,, Putri Liyoni Suci, S.Ked. Lo kapan?? hehe"


Plaakkk ::oceeeeeek..! ::


Tttteee-teeegaaanya.. sungguh teganya.. *hahha, lebai lagi*


Benarlah, sms itu memang dikirim dari orang yang berpribadi tega dan dikirim dengan maksud untuk memecut bathinku yang memang  sudah beberapa hari belakangan ini sangat lesu akibat draft skripsi yang masih jalan ditempat ini, sms yang sempat membuat ubun-ubunku berasap dan hatiku gundah gulana jadinya. dan benar saja dia pasti tertawa menang layaknya penjajah yang berhasil menyita harta rakyat jelata. sungguh kejahatan berencana. *hehe*


***

Beberapa hari kemudian, dia -si sarjana yang mengaku - ngaku telah menyelesaikan kuliahnya itu- pun akhirnya pulang kekampung halamannya yang juga kampung halamanku tentunya. Masih dengan rasa tidak bersalahnya ia kemudian datang kerumahku dengan menunjukkan foto yudisiumnya. oh tidaaak, ini orang memang perlu dibantai. tega sekali dia menyerang titik lemahku. hihi.


"tik, ini foto yudisiumku, kereenkaan??"

"hahhaa, lu kapaan??"

"kapaaan???"

STOOOPPP..!!

hah, aku tau pasti dia telah merencanakan kejahatan yang lainnya dengan bermaksud memajang fotonya yang sangat tidak seberapa itu di kamarku.


"hahh...! apa-apaan ini" kataku yang daritadi udah ogah-ogahan melihat fotonya yang lagi-lagi memang sangat tidak seberapa itu.


"jangan kau tempel itu disini yaa.." begitu lanjutku.


"hahah, ini sebagai semangat untuk mu kawaan..!"


aku hanya tertunduk lesu, sambil mengiba kepadanya untuk tak lagi menunjukkan foto - foto itu padaku. hehhe.

"Ayoooklah, apalagi yang kau tunggu kawaan..! selesaikaan teroos..!"

"buat dosenmu tak bisa tidoor..!" 



"kapaaan lagiii??? hee, kapaaaan??!!"  begitu katanya padaku yang telah ditinggal merantau oleh semangat.


-oOo-


Minggu, 10 April 2011

"you've open my heart, i was always thingking that love was wrong...."  

hah..! aku tentu bukan sedang menyanyi saat ini, penggalan kata-kata itu adalah suara yang kudengar dari nada dering handphoneku yang sudah mulai butut ini, hehe. sebuah panggilan yang datang di ahad pagi yang mendung, yang pastinya lah sangat enak kupakai untuk bermalas-malasan ini, tapi oh panggilan ini mau tak mau harus kuangkat sepertinya.

"Petir is calling.."

"Assalamualaikum.." dengan gaya penuh semangaat layaknya para pejuang muda kita di era 40'an itu suara dari seberang telp menyaut saat ku pijit timbol menjawab di hape ku.

"wa'alaikumuussalam, da pe tur??"

telp dari guntur ternyata, aku memang sengaja menyimpan namanya di hp ku dengan sapaan "Petir" hehehe, tapi setidaknya aku masih sedikit lebih berbaik hati *sok membela diri* daripada temannku yang lainnya yang memanggil dirinya "gluduk", karena ia memang dilimpahkan rahmat dari Allah untuk tak fasih mengucapkan "eerrrr", maka mereka -yang mengaku-ngaku sahabat- itu menamainya dengan seenak perutnya saja dengan" gluduk", karena tidak terdapat huruf "R (baca : err)" pada kata tesebut, meskipun sapaan itu tentu tidak berbeda makna dari asal namanya semula "GUNTUR", hehe.

"tik, doa'in aku yaah " dengan logat kemalayu-melayuaan. padahal sebenarnya ia adalah orang batak tulen, tapi entahhlah, mungkin semenjak berguru di pekan baru ia telah terkontaminasi dengan logat pesisir. sungguh ironis *mulai mendramatisir, hehe*

"doain apa, tur???"

" ya doakanlah sahabatmu ini, besok Insya Allah mau sidang meja hijau"


"Appp apppp Apppppaaaa???" aku shock.


hah, apa-apaan ini, minggu pagi yang mendung ini, minggu pagi yang aku gak ada kerjaan ini (padahal banyak, dasarnya lagi malas, haha), minggu pagi yang betapa nikmatnya untuk malas-malasan ini, oh, harus rusak oleh kabar dari sahabatku yang tengah menuntut ilmu di negeri antah berantah sana. kaget bukan kepalang aku mendengan kabar darimu, sob. kau yang bahkan dulu kami (aku, sisska dan dini) dengan lancang dan tak tahu dirinya memvonismu sebagai satu yang akan paling lama menyelesaikan skripsi nanti.

Tappii..tapiii..


oh tidaaak, lihatlah sekarang, kau bahkan jauh lebih cepat menyelesaikannya dari kami, sob. kau - yang 4 tahun yang lalu, saat kita sama - sama berjuang pada seleksi penerimaan mahasiswa baru, lebih sering tertidur saat menyelesaikan soal - soal try out mu. kau juga yang selalu tidak pernah lulus pada perguruan tinggi yang kau pilih setiap kali kau ikuti try out. (loh, kok jadi membongkar aib mu, haduh maap sob :p). Lihatlaaah.. lihatlah sekarang kau meminta doaku untuk sidang meja hijau yang akan berlangsung besook. bukankah itu berarti tinggal selangkah lagi kaupun juga akan menyandang gelar itu sob. huaaaa hiks hiks (mulai terbakar cemburu).

***

Baiklah, *mengencangkan ikat kepala* sepertinya ini cukup menjadi amunisiku untuk bergerak lesat menyelesaikan tigas-tugas dan amanah ini. oh demi masa depanku, dan demi emak dirumah yang menunggu keberhasilanku. Semangat itu terbakar lagi setiap kali ku ingat guratan diwajah emak, juga libasan-libasan semangat dari kalian, sobat. tunggulah aku. akupun akan menyelesaikannya, sebaik kalian meyelesaikan amanah itu.


Ganbatte kudasai..!!




Minggu, 10 April 2011

Terbakar semangat dari para sesepuh
 -salam pena, ticka.y-